“Saya harus memberikan makan untuk istri dan 2 anak saya, kalau saya dirumah, kamu mau biayai makanan kami?” kata seorang pedagang jalanan.
Kutipan ini menggambarkan betapa beratnya Pemerintah harus menimbang dampak sosiopsikoekonomi kebijakan lockdown baik di Jakarta maupun seluruh Indonesia. Tentu kita tidak ingin lockdown yang tidak terencana dengan baik dan malah menimbulkan kematian seperti yang terjadi di India beberapa waktu lalu.
Dalam membantu mencegah penyebaran, pembagian masker non-medis pada kelompok ini harus dilakukan. Apakah itu masker non-medis? Masker ini adalah masker yang umumnya ulang pakai terbuat dari bahan seperti kain yang kedap air dengan tujuan mengurangi terhirupnya droplet / cairan liur dari bersin atau batuk penderita COVID ke masyarakat lainnya. Salah satu cara mengurangi penyebaran COVID oleh karenanya adalah mewajibkan semua orang yang keluar rumah untuk menggunakan masker, tetapi untuk merespon kelangkaan masker medis perlu dilakukan pengerakkan pabrik tekstil dan sebagainya untuk memproduksi masker non-medis ini secara murah dan dibagikan secara gratis kepada kelompok yang kurang mampu seperti petugas pengangkut sampah, tata air, pedagang pasar, pedagang di jalan dll.
